Ketika cinta menghampiriku. Ia bagai pelangi diujung senjaku. Perlahan hadir indah memenuhi segala sudut pandangan hatiku. Begitu pun segala hari-hariku.
Lalu kemudian cinta menggoncangkan keasiakanku berdampingan denganmu. Maka hancur sudah diantara rindu cinta dan benci cinta itu. Maka termenung lah segala indahku dalam murung. Begitu hampa sudah dirasakan hariku tanpamu.
Ketika segala pahit terkenang selalu. Benci hampiri cinta itu. Namun rindu tidak lah benar musnah dalam benci cinta bergemelut. Karna meski cinta terbenci namun rindu semakin menggunung.
Ketika masa membawa pikir pengaruhi hati benci cinta itu. Sesungguhnya tak ada seorang pun mampu menyangkal rindu. Ya, mudah kita benci cinta namun tidak mudah benci rindu. Begitu lah indah cerita cinta hidup.
Dan kembali padaku. Aku. Kamu. Adalah boneka takdir seperti katamu. Adalah paling beruntung bagiku. Rindu Benci Cinta menghantarkan kita kembali dalam pelukan mulianya cinta yang menggunung.
Selaku Rama pada Shinta. Aku akan selalu mencintaimu selamanya Istriku. Juga kini cintaku padamu pujangga kecilku.
Lalu kemudian cinta menggoncangkan keasiakanku berdampingan denganmu. Maka hancur sudah diantara rindu cinta dan benci cinta itu. Maka termenung lah segala indahku dalam murung. Begitu hampa sudah dirasakan hariku tanpamu.
Ketika segala pahit terkenang selalu. Benci hampiri cinta itu. Namun rindu tidak lah benar musnah dalam benci cinta bergemelut. Karna meski cinta terbenci namun rindu semakin menggunung.
Ketika masa membawa pikir pengaruhi hati benci cinta itu. Sesungguhnya tak ada seorang pun mampu menyangkal rindu. Ya, mudah kita benci cinta namun tidak mudah benci rindu. Begitu lah indah cerita cinta hidup.
Dan kembali padaku. Aku. Kamu. Adalah boneka takdir seperti katamu. Adalah paling beruntung bagiku. Rindu Benci Cinta menghantarkan kita kembali dalam pelukan mulianya cinta yang menggunung.
Selaku Rama pada Shinta. Aku akan selalu mencintaimu selamanya Istriku. Juga kini cintaku padamu pujangga kecilku.
No comments:
Post a Comment